Minggu, 18 Agustus 2019

Babad Sawangan Kebasen


Sawangan
 adalah desa di disktrik KebasenBanyumasJawa TengahIndonesia. Grumbulnya adalah GomboloriCunthelan,JurugbunglonMenganti, kebotoan, dan karangmangu. Desa Sawangan bersamaan batasnya dengan Desa Kaliwedi (Timur), Desa Kalisalak (Utara), Desa Kebasen dan Gambarsari (Barat) serta bersamaan batasnya langsung dengan Kabupaten Cilacap (Selatan). Batas Selatan Desa Ini adalah Jalan Raya Sampang-Buntu, yang menghubungkan Cilacap-Jogja dan adalah anggota dari Jalan Nsional Selatan Jawa.

Rabu, 01 Mei 2019


Nyadran  Tradisi Ziarah yang Menyejarah di Leler Randegan Kebasen Banyumas

Tradisi mangan bareng sakjerone nyadran 
Foto Istimewa
Ngajengaken  wulan suci Ramadhan, minangka masyarakat ingkang taksih njunjung duwur kebudayan Jawi, nindakaken tradisi bersih makom leluhur utawi  ingkang populer sinebut nyadran. Sak lebetipun  tradisi Nyadran, keluargi leluhur bersihaken maqom leluhuripun ingkang sampun sumare, kanthi lampahan bersihaken dirinpribadinkalangkung rumiyin.  Lajeng nuli  bundal, lan nglakukaken slametan ing maqom.

Biasanipun ya, Nyadran dilakokaken saben dinten  ke-10 bulan Rajab atau tanggal 15, 20, dan 39-30 Ruwah atawane  Sya’ban. ing tradisi ziarah kubur, biasane peziarah mbekta kembang telasih. Kembang telasih ngelambangaken pereke hubungan antarane peziarah kaliyan arwah ingkang dipun ziarahi. Saklajengipun bar Ndunga , para ziarah nggelar kenduri atawane  mangan bareng tangga teparo ing sedawane dalan sing mpun  digelari tikar lan godhong gedhang. Panganan sing digawa ngudokaken rupa panganan tradisional, kayadene apem,  ingkung ayam, tumpeng bosok, sambal goreng ati, urap sayuran lan lawuh rempah, perkedel, tempe lan tahu bacem, lan liya- liyane
Spirit nyadran menikolah sing kehadirane tansah dikangeni. kayadene ajang silaturahmi sekeluarga besar kanthi penduduk masyarakat sekitare makam leluhur, nyadran kabukten bisa  ngraketaken hubungan sosial. oranana sing ngerasa kepetak utawane ngeblok kotak-kotak atawa dipandeng sebelah mata, sebab mereka punya misi yang sama. Dari sini, terbukti jika nyadran yang merupakan satu bentuk akulturasi budaya ini mampu menjadi salah satu daya perekat sosial.
Nyadran: Ajang Meraup Berkah
Tak hanya nyadran ke makam leluhur. Pelaku nyadran juga kerap melakukannya di makam-makam keramat yang dipercaya mampu mendatangkan berkah. Sebagai contoh, di Kabupaten Banyumas, masyarakat melaksanakan nyadran di makam Syekh Muchorodin atau Mbah Agung Mulyo.
Di Kadilangu Kabupaten Demak, nyadran dilakukan di makam Sunan Kalijaga. Di Dusun Panjang Lor, Kelurahan Panjang, Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang, ritual nyadran dilakukan di makam Nyi Tirto Tinoyo atau lebih dikenal sebagai Nyi Panjang. Sementara warga Dusun Gesingan, Desa Bulakan, Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten Sukoharjo, menyelenggarakan ritual nyadran di Pemakaman Gesingan.
Dibumikannya nyadran oleh Walisongo dalam mendakwahkan Islam, memang telah mengubah wajah nyadran yang dahulu merupakan tradisi Hindu-Buddha. Nyadran diselaraskan dengan ajaran Islam, yakni dengan pembacaan ayat Al-Quran, tahlil, dan doa. Pada akhirnya, nyadran pun menjadi satu bentuk simpul hubungan antara leluhur dengan sesama manusia dan Tuhan.

Minggu, 10 Maret 2019

Hudabrah_Cakebasen

Pagar nusa merupakan wadah beladiri yang dibentuk dari kalangan kyai dan dikembangkan dibawah badan otonom Nahdlatul Ulama. pada umumnya pencak silat dengan identitas kebesaran memiliki sabuk/sanggar berwarna hijau dan memiliki seragam resmi nasional berwarna hitam. meskipun didalam pagar nusa sendiri memiliki banyak aliran silat akan tetapi tatacara dalam pembukaan latihan semuanya sama berikut penjelasan bagaimana tatacara pembukaan latihan pagar nusa.

Tata cara melakukan pembukaan pencak silat NU Pagar Nusa dan prosedur belajar- mengajar pagar nusa yang benar sesuai urutan.
Infopagarnusa.com
Prosedur mengajar pagar nusa
Pra-pembukaan
  • ♦  Restu kedua orang tua
  • ♦  Berseragam lengkap
  • ♦  Membawa peralatan yang telah ditentukan "             Senjata imitasi dan air mineral"
  • ♦  Berwudlu [ Bersuci ]

Pembukaan [ Do'a ]
  • ♦  Duduk melingkar berdempetan
  • ♦  Tawasul dan  tahlil
  • ♦Bacaan tawasul dan tahlil 

Prosedur 1 dipimpin oleh pelatih
  • ♦  Baris berbaris
  • ♦  Salam pembukaan

Prosedur 2 dipimpin ketua siswa
Pemanasan & Pelemasan
  • ♦  Dimulai dengan pemanasan dari atas kebawah
  • ♦  Ditutup dengan pelemasan dari atas kebawah
  • Kmemudian laporan pemanasan dan pelemasan selesai kepada pelatih

Prosedur 3 dikomandoi satu pelatih dan didampingi satu asissten pelatih sebagai "pembenar"
  • ♦  Salam pagar nusa
  • ♦  Fisik
  • ♦  Pengulasan materi
  • ♦  Istiahat

Prosedur 4 dikomandoi pelatih
  • ♦  Penambahan materi
  • ♦  Pengulasan seluruh materi
  • ♦  Praktek

Praktek:
Materi & Sambung [Fight]
Sebagai salah satu uji coba materi yang telah diberikan sekaligus melatih siswa pagar nusa dalam menerapkan semua materi yang telah diajarkan sebagai bekal... baca juga prosedur melakukan praktek sambung selengkapnya disni.


Penutup
  • ♦  Do'a
  • ♦  Shalawatan & salam-salaman 

Jumat, 08 Maret 2019

00.15 dini hari di  Jum'at Paing
Assalamu'alaikum Wr.Wb

Disini Al faqier  Hudabrah cakebasen

ingin  sekedar sharing ma'af kalau berantakan thread nya dan semoga ga repost

Kidung merupakan bagian dari seni dan budaya bangsa Indonesia yang lahir di pulau jawa...

Pada awalnya sebelum zaman Wali Sanga, Kidung adalah susunan sastra yang di tembangkan oleh orang - orang bertaraf khusus (sakti mandra guna) sebagai wasilah (perantara) permohonan kepada Sang Hyang Taya (Tuhan Yang Tidak Bisa Di Ilustrasikan dan Tidak Menyerupai Makhluq), sehingga estetika nuansa kidung sangat identik dengan kesyakralan dan mistis

Pada zaman Wali Sanga, keberadaan Kidung tetap di lestarikan, hanya saja nilai~nilai  bahasa Kidung di selaraskan dengan ajaran Islam tanpa mengurangi nilai kesyakralan dan kemistisan sebagai bagian dari keindahan warisan Leluhur Orang Jawa

Termasuk lahirnya Lakon Wayang Kulit Dewa Ruci yang terus melegenda sejak 500th yang lalu hingga detik ini pada mulanya bersumber dari Kidung yang di susun oleh Kanjeng Sunan Kalijaga (Kidung Linglung)

Secara terminologi, Kidung bisa berarti Doa atau bahasa Sejarah (Lelaku) dalam meraih kesempurnaan dan kebahagiaan hidup dengan bersandar pada Permohonan kepada ALLOH SWT

Jika anda berkidung berarti anda telah berdoa dan anda membaca sejarah perjalanan diri anda sendiri menuju Ma'rifat kepada ALLOH SWT (dalam bahasa Tasawuf bisa di sebut sebagai seorang Salik atau  Suluk  yang sedang ber-Thoriqoh)

Sehingga sangatlah wajar bila para ahli spiritual dan para cendikiawan metafisik berpendapat bahasa kidung memiliki ruh yang sulit untuk di terjemahkan dengan bahasa lisan, dan semua itu adalah bagian dari indahnya warisan seni serta budaya jawa yang tetap Adiluhung sepanjang masa ...

               "KIDUNG WAHYU KOLOSEBO”

Rumekso ingsun laku nisto ngoyo woro
Kelawan mekak howo, howo kang dur angkoro
Senadyan setan gentayangan, tansah gawe rubeda
Hinggo pupusing jaman
(Duh Gusti Alloh Pengeran kula… Dengan seluruh kekuatan yang Engkau berikan, sesungguhnya saya akan berjuang memerangi sifat dusta yang ada didalam diri saya, dan dengan sepenuh hati saya akan membentengi diri saya dari gerakan nafsu angkara murka yang menyesatkan, meskipun syetan laknat terus ber-grelya membujuk anak manusia berbuat jahat sepanjang jaman)

Hameteg ingsun nyirep geni wiso murko
Maper hardening ponco, saben ulesing netro
Tinambaran sih kawelasan, ingkang paring kamulyan
Sang Hyang Jati Pengeran

(Duh Gusti Alloh … Rupanya iblis membiuskan api – api kesesatannya di dalam jiwa dan raga saya, dan saya sudah bertekat disetiap nafas berhembus bahkan pada setiap mata berkedip saya akan berperang dengan mereka di medan laga, sehingga mereka tidak lagi memiliki kemampuan menguasai 5 perkara yang ada di tubuh saya *Telinga, mata, hidung, mulut dan 2 lubang di bawah perut*, dan dengan Kasih Sayang-MU Gusti Alloh … Hujanilah jiwa raga saya dengan kemualian-kemulian-MU, dan sungguh Engkaulah  DUH GUSTI  DZAT YANG MAHA ABADI)

Wassalam'alaikum Wr Wb
Al Faqier

Hudabrah Cah Andalusia

Senin, 25 Februari 2019


UJIAN PRAKTEK BAHASA JAWA
MA MA'ARIF NU SAINS AL QUR'AN
PONDOK PESANTREN SAINS AL QUR'AN NUSANTARA SUMBANG KAB BANYUMAS

Ujian praktek adalah salah satu kegiatan wajib bagi para siswa siswi kelas XII MA MA'ARIF NU SAINS AL QUR'AN SUMBANG Kab Banyumas  dan Santriawan santriwati PPSQ NUSANTARA Sumbang Kab Banyumas , sebelum kelulusan. Ujian praktek ini dilakukan sabagai nilai tambahan untuk siswa siswi yang nilainya tidak cukup. Ujian praktek ini juga dapat melatih mental para siswa siswi untuk lebih percaya diri dalam menghadapi situasi apapun dan guru dapat mengukur kemampuan para anak didik mereka yang selama ini mereka ajar.
Salah satu ujian praktek di sekolah saya yang mengusikan beberapa bidang mata pelajaran Bahasa Jawa sebagai Bahasa Pesantren yang mampu menju jung moralitas Akhlaqul Karimah para santri. Para siswa siswi mengikuti ujian praktek ini dengan antusias. Sebagai contoh ujian praktek bahasa jawa yang menyuruh para siswa siswinya untuk menuluskan ragam tulisan kedalam aksara berhuruf jawaserta melakukan Maca Guritan serta praktek menyajikan, menfatur meja makan, dihadapan para Ustadz dan Ustadzah  Pondok Pesantren, tdengan menggunakan ragam bahasa jawa dan mereka menggunakan baju kebaya hijab atau batik. Dalam penampilan mereka, mereka menambahkan supaya membuat penampilan mereka menarik dan bagus. Tujuan ujian praktek ini adalah untuk mengingatkan para siswa siswinya agar tidak lupa dengan tradisi-tradisi yang ada di Indonesia terurama adat jawa yang 
sudah ada sejak zaman dulu. Karena seiring dengan perkembangan zaman banyak siswa siswi yang lupa dengan tradisi-trdisi jawa tersebut seberti lagu-lagu daerah.
Untuk itu kita sebagai generasi muda harus dapat melastarikan kebudayaan indonesia yang semakin memudar ini, kalau bukan kita sebagai senerasi muda siapa lagi.

Senin, 18 Februari 2019

RIJALUL ANSOR



Rijalul Ansor adalah Majelis Dzikir dan Sholawat. Rijalul Ansor memiliki status sebagai lembaga semi otonom yang dibentuk oleh Gerakan Pemuda Ansor sebagai implementasi Visi Revitalisasi Nilai dan Tradisi dan Misi Internalisasi nilai Aswaja dan sifatur rasul dalam Gerakan Pemuda Ansor.

Majelis ini dibentuk mulai dari Pimpinan Pusat, Pimpinan Wilayah, Pimpinan Cabang, Pimpinan Anak Cabang dan Pimpinan ranting di seluruh Indonesia.
Majelis Dzikir dan Sholawat Rijalul Ansor bersifat semi otonom di setiap tingkatan yang diangkat, disahkan dan diberhentikan oleh pimpinan Gerakan Pemuda Ansor di masing-masing tingkat kepengurusan.

Fungsi:
Menjaga dan mempertahankan paham Aqidah Ahlus sunnah wal Jama’ah ala Nahdlatul Ulama
Sebagai upaya konsolidasi kiai dan ulama muda Gerakan Pemuda Ansor di setiap tingkatan.

Tugas:
Mensyiarkan ajaran-ajaran dan amalan-amalan keagamaan yang telah diajarkan oleh para masayyih Nahdlatul Ulama dan para Wali penyebar agama Islam di Nusantara
Melaksanakan program-program kegiatan peringatan hari besar Islam sebagai upaya dakwah Islam Ahlussunah wal Jama’ah ala Nahdlatul Ulama.

Tanggung Jawab:
Menjaga, memelihara dan menjamin kelangsungan hidup dan kejayaan aqidah ahlussunah wal jama’ah ala Nahdlatul Ulama
Menjaga gerakan Islam Indonesia tetap sebagai agama Islam yang rahmatan lil alamin dan menolak cara-cara kekerasan atas nama Islam.

Al Faqir HUDABRAH Cah Andalusia Hibbana

Minggu, 16 September 2018