ada dua bahaya yang mengancam cara hidup manusia, yaitu nafsu (hawa nafsu) dan egoisme (pamrih). Oleh karena itu manusia harus mengontrol nafsunya dan melepaskan pamrihnya. Nafsu adalah perasaan kasar sebab ia menggagalkan kontrol diri manusia dan membelenggunya secara buta kepada dunia. nafsu memperlemah manusia karena memboroskan kekuatan batin tanpa guna, nafsu yang mulai dengan M (ma) Madat, Madon, Mangan, Minum, dan Main.
Untuk mengontrol nafsu adalah berguna untuk melakukan sekedar laku tapa sedikit mengurangi makan dan tidur, menguasai diri dibidang seksual, dan lain sebagainya. Tapa lahiriyah dapat memperkuat kehendak dalam usaha untuk mempertahankan keseimbangan batin dan agar berkelakuan sesuai dengan tuntunan keselarasan sosial.
Bahaya kedua yang harus diperhatikan orang adalah pamrih. Bertindak karena pamrih berarti hanya mengusahakan kepentingan diri secara pribadi dan tidak memperhatikan orang lain (masyarakat).
Pamrih jelas memperlemah manusia dari dalam, dan barang siapa yang mengejar pamrih-nya, ia memutlakkankekuatan sendiri, mengisolasikan dirinyasekaligus memotong dari selembar kekuatan batin.
Pamrih terutama terlihat dalam tiga nafsu, yaitu senantiasa ingin menjadi orang yang nomor satu (nafsu menange dewek), menganggapdiri sendiri selalu betul (nafsu benere dewek), dan hanya memperhatikan kepentingan sendiri (nafus butuhe dewek). Sikaplain yang tercela adalah kebiasaan untuk menarik keuntungan sendiri dari setiapsituasi tanpa memperharikan orang lain (Aji mumpung) atau untuk mengira bahwa karena jasa-jasa tertentu mengaku mempenyuai lebih banyak hak dari yang lainnya (dumeh).
Kebalikan dari sikap pamrih adalah sepi ing pamrih, Manusia itu dikatakan sepi ing pamrih jika ia makin tidak perlu lagi gelisah dan prihatin terhadapdiri sendiri, semakin bebas dari nafsu ingin memiliki serta hatinya mantap dan tenang dalam menghadapi cobaan hidup.
Orang hendaknya ingat (Eling) akan Alloh SWT dan selalu bersikap mawas diri (Waspada), Orang hendaknya mempercayakan pada bimbingan Illahiyah (Pracaya) dan percaya kepada Nya (Mituhu) Siapa yang berlaku demikian, maka dengan sendirinya akan menemuka sikap yang tepat dalam semua hal yang akan dialaminya.
Sikapkhas yang harus ditanamkan adalah sabar, Nrima, Ikhlas (rila) jujur (temen) dan sederhana (prasaja), sabar itu adalah tanda orang yang baik, Ia maju dengan hati-hati, melngkah dengan mencoba, seperti mowot yang belum diketahui kekuatan powotannya. Nrima berarti mampu bereaksi secara rasional, ketika mengalami kesulitan hidup ataupun kekecewaan, ora robah dan menentang secara percuma, Ikhlas berati bersedia melepaskan keakuan dan menyusun diri dengan alam semesta sebagaimana sudah ditentukan (ginaris). Jujur berarti dapat mengandalkan janji, siapa yang bersikap jujur juga akan bersikap adil, dan hatinya akan berani dan tentram, Sederhana atau prasaja berarti bersedia menganggap diri sendiri lebih rendah (andhap asor) dari orang lain.
siapa yang memiliki sikaptersebut atas tentunya akan berbudi luhur, Budi luhur adalah kebalikan dari semua sifat yang buruk dan dibenci , seperti kebiasaan mencampuri urusan orang lain (dakwen) budi yang rendah atau drengki iri dan srei, suka akan main intrik (jail) dan kasar (menthakil) Budi luhur berarti mempunyai perasaan tepat bagaimana cara bersikap terhadaporang lain, apa yang bisadan apayang tidakbisa dilakukan dan dikatakan, siapa yang berbudi luhur akan bersikap baik tidak hanya terhadaporang baik melainkan juga terhadap orang buruk(Sapa Becik dhen Becikana, Sapaaladhen Beciki)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar