Minggu, 13 Juni 2021

Pranata adicara lamaran adat mbanyumas


 Assalamu`alikum Wr. Wb.


Para aji sepuh, kasepuhan, miwah pinisepuh  ingkang satuhu minulyeng budi, para tamu ingkang satuhu kinurmatan. Sumangga kula dherekaken ngaturaken puji pangalembana miwah syukur dhumateng Gusti ingkang akarya jagad, nenggih Pangeran ingkang Mahawelas lan asih, awit saking kanugrahanipun kula miwah panjenengan saged makempal ing dalemipun Bapak-Ibu KYAI HAJI AHMAD CHAMDANI  Saperlu paring pangestu tumindakipun adicara lamaran ing wanci menika.

Keparenga kula ingkang kapatah pamengku gati kinen nderekaken gatining laksana ing wanci menika. Menggah tata rakiting titi laksana rinacik mekaten:

1.      Kapurwakan kanthi pambukaning  pahargyan lumampahaken kanthi  waosan Ayat SuciAl Qur'an,

2.      Saparipurnaning pambuka, ngancik adicara kaping kalih nun inggih atur pambagyaharja Basuki saking pamengku gati,

3.      Titi laksana ingkang kaping tiga, nun inggih atur panglamar saking  bapak KYAI KHUSONI,

4.    Salajengipun, adicara ingkang kaping sekawan, nun inggih atur panampi panglamaripun 

5.   Adicara ingkang pungkasan inggih menika waosan Dunga panutup.

Mekaten kalawau menggah tata rakiting adicara ing wanci menika. Sumangga tumapak adicara purwaka, adicara binuka kanthi pandonga dhumateng Pangeran mrih rahayu karsa. Ndedonga kula dherekaken. Sumangga Alfatihah ...!

Matur nuwun, mugi Gusti kang Mahakawasa kersa paring sih nugraha satemah tumapaking karya saged kalis sambekala. Para tamu ingkang kinurmatan, sawetawis panjenengan lenggah, pramila kepareng ingkang hamengku gati, nun inggih Bapak-Ibu KYAI HAJI AHMAD CHAMDANI  badhe ngaturaken pambagyaharja. Ingkang minangka Sesulihipun nun inggih Bapak SUSWANDI. Dhumateng Panjenenganioun kasumanggaaken! Dene Bapak-Ibu KYAI AHMAD CHAMDANI  kepareng jumeneng ngampingi Bapak SUSWANDI.

Matur nuwun wonten ngarsaning Bapak Sutrisna, tumuli ngancik adicara ingkang angka tiga inggih menika atur panglamar. Pramila dhumateng Bapak HAJI KHUSONI minagka tetungguling lampah kepareng jengkar saking palenggahan, tumuju papan sasana pandayawara. Dene Bapak-Ibu SUBANDI, nun inggih calon besan kepareng ngamping Bapak HAJI KHUSONI. Sumangga!

Matur nuwun dhumateng Bapak HAJI KHUSONI ingkang sampun paring atur lamaran. Tumuli Bapak-Ibu KYAI HAJI ACHMAD CHAMDANI badhe ngaturaken atur panampi lamaran, ingkang minagka badaling wacana sinambeting raga inggih menika Bapak KYAI JAMALUDIN. Dhumateng Bapak JAMALUDIN, sumangga!

Sampun paripurna anggenipun Bapak KYAI JAMALYDIN ngaturaken atur panampi lamaran. Dene adicara ingkang pungkasan nun inggih panutup. Sumangga adicara menika katutup kanthi waosan Dunga  sesarengan. Sumangga Al Fatihah !

 Kula pribadi minagka pranatacara, kalamun wonten kithaling basa, ceweting ukara, mugi para paduka para tamu kersa paring pangaksama. Nuwun.

Rabu, 02 Juni 2021

MENGENAL TOKOH NU

Mengenal Lebih Dekat KH Said Aqil Siroj 

Tak kenal maka tak sayang. Barangkali peribahasa itu tepat untuk menggambarkan keadaan Indonesia akhir-akhir ini, dimana orang tak hanya tak kenal dan tak sayang, tetapi bahkan justru memfitnah, membenci dan memaki, dengan orang yang belum dikenalnya di media. Tak terkecuali, berbagai fitnah, berita palsu (hoax) dan makian yang dialamatkan kepada Prof Dr KH Said Aqil Siradj, MA, Ketua Umum Ormas Islam terbesar di dunia: Nahdlatul Ulama (NU).


Untuk itu, tulisan ini sedikit mengupas profil beliau, sosok santri yang dulu pernah menjabat sebagai Ketua Majelis Wali Amanat Universitas Indonesia (MWA UI) itu dinobatkan oleh Republika sebagai Tokoh Perubahan Tahundoi Tahun karena kontribusinya dan komitmennya dalam mengawal keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan berperan aktif dalam perdamaian dunia, khususnya di kawasan Timur Tengah.  *** Ketika usia negara ini masih belia – delapan tahun – dan para pendiri bangsa baru beberapa tahun menyelesaikan “status kemerdekaan” Indonesia di Konferensi Meja Bundar (KMB) pada 1949, di sebuah desa bernama Kempek, Palimanan, Cirebon, Jawa Barat, senyum bahagia KH Aqil Siroj mengembang. Tepat pada 3 Juli 1953, Pengasuh Pesantren Kempek itu dianugerahi seorang bayi laki-laki, yang kemudian diberi nama  Said kecil kemudian tumbuh dalam tradisi dan kultur pesantren. Dengan ayahandanya sendiri, ia mempelajari ilmu-ilmu dasar keislaman. Kiai Aqil sendiri – Ayah Said – merupakan  putra Kiai Siroj, yang masih keturunan dari Kiai Muhammad Said Gedongan. Kiai Said Gedongan merupakan ulama yang menyebarkan Islam dengan mengajar santri di pesantren dan turut berjuang melawan penjajah Belanda.  ADVERTISEMENT “Ayah saya hanya memiliki sepeda ontel, beli rokok pun kadang tak mampu. Dulu setelah ayah memanen kacang hijau, pergilah ia ke pasar Cirebon. Zaman dulu yang namanya mobil transportasi itu sangat jarang dan hanya ada pada jam-jam tertentu,” kenang Kiai Said dalam buku Meneguhkan Islam Nusantara; Biografi Pemikiran dan Kiprah Kebangsaan (Khalista: 2015). Setelah merampungkan mengaji dengan ayahanda maupun ulama di sekitar Cirebon, dan umur dirasa sudah cukup, Said remaja kemudian belajar di Pesantren Lirboyo, Kediri, Jawa Timur yang didirikan oleh KH Abdul Karim (Mbah Manaf). Di Lirboyo, ia belajar dengan para ustadz dan kiai yang merawat santri, seperti KH Mahrus Ali, KH Marzuki Dahlan, dan juga Kiai Muzajjad Nganjuk. ADVERTISEMENT Setelah selesai di tingkatan Aliyah, ia melanjutkan kuliah di Universitas Tribakti yang lokasinya masih dekat dengan Pesantren Lirboyo. Namun kemudian ia pindah menuju Kota Mataram, menuju Ngayogyokarta Hadiningrat. Di Yogya, Said belajar di Pesantren Al-Munawwir, Krapyak dibawah bimbingan KH Ali Maksum (Rais Aam PBNU 1981-1984). Selain mengaji di pesantren Krapyak, ia juga belajar di IAIN Sunan Kalijaga, yang ketika itu KH Ali Maksum menjadi Guru Besar di kampus yang saat ini sudah bertransformasi menjadi UIN itu. Ia merasa belum puas belajar di dalam negeri. Ditemani istrinya, Nurhayati, pada tahun 1980, ia pergi ke negeri kelahiran Nabi Muhammad SAW: Makkah Al-Mukarramah. Di sana ia belajar di Universitas King Abdul Aziz dan Ummul Qurra, dari sarjana hingga doktoral. Di Makkah, setelah putra-putranya lahir, Kang Said – panggilan akrabnya – harus mendapatkan tambahan dana untuk menopang keluarga. Beasiswa dari Pemerintah Saudi, meski besar, dirasa kurang untuk kebutuhan tersebut. Ia kemudian bekerja sampingan di toko karpet besar milik orang Saudi di sekitar tempat tinggalnya. Di toko ini, Kang Said bekerja membantu jual beli serta memikul karpet untuk dikirim kepada pembeli yang memesan. Keluarga kecilnya di Tanah Hijaz juga sering berpindah-pindah untuk mencari kontrakan yang murah. “Pada waktu itu, bapak kuliah dan sambil bekerja. Kami mencari rumah yang murah untuk menghemat pengeluaran dan mencukupkan beasiswa yang diterima Bapak,” ungkap Muhammad Said, putra sulung Kang Said. Dengan keteguhannya hidup ditengah panasnya cuaca Makkah di siang hari dan dinginnya malam hari, serta kerasnya hidup di mantan “tanah Jahiliyyah” ini, ia menyelesaikan karya tesisnya di bidang perbandingan agama: mengupas tentang kitab Perjanjian Lama dan Surat-Surat Sri Paus Paulus. Kemudian, setelah 14 tahun hidup di Makkah, ia berhasil menyelesaikan studi S-3 pada tahun 1994, dengan judul: Shilatullah bil-Kauni fit-Tashawwuf al-Falsafi (Relasi Allah SWT dan Alam: Perspektif Tasawuf). Pria yang terlahir di pelosok Jawa Barat itu mempertahankan disertasinya – diantara para intelektual dari berbagai dunia – dengan predikat Cumlaude. Ketika bermukim di Makkah, ia juga menjalin persahabatan dengan KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur). “Gus Dur sering berkunjung ke kediaman kami. Meski pada waktu itu rumah kami sangat sempit, akan tetapi Gus Dur menyempatkan untuk menginap di rumah kami. Ketika datang, Gus Dur berdiskusi sampai malam hingga pagi dengan Bapak,” ungkap Muhammad Said bin Said Aqil. Selain itu, Kang Said juga sering diajak Gus Dur untuk sowan ke kediaman ulama terkemuka di Arab, salah satunya Sayyid Muhammad Alawi Al-Maliki.  Setelah Kang Said mendapatkan gelar doktor pada 1994, ia kembali ke tanah airnya: Indonesia. Kemudian Gus Dur mengajaknya aktif di NU dengan memasukkannya sebagai Wakil Katib ‘Aam PBNU dari Muktamar ke-29 di Cipasung. Ketika itu, Gus Dur “mempromosikan” Kang Said dengan kekaguman: “Dia doktor muda NU yang berfungsi sebagai kamus berjalan dengan disertasi lebih dari 1000 referensi,” puji Gus Dur. Belakangan, Kang Said juga banyak memuji Gus Dur. “Kelebihan Gus Dur selain cakap dan cerdas adalah berani,” ujarnya, dalam Simposium Nasional Kristalisasi Pemikiran Gus Dur, 21 November 2011 silam. Setelah lama akrab dengan Gus Dur, banyak kiai yang menganggap Kang Said mewarisi pemikiran Gus Dur. Salah satunya disampaikan oleh KH Nawawi Abdul Jalil, Pengasuh Pesantren Sidogiri, Pasuruan, ketika kunjungannya di kantor PBNU pada 25 Juli 2011. Kunjungan waktu itu, merupakan hal yang spesial karena pertama kalinya kiai khos itu berkunjung ke PBNU – di dampingi KH An’im Falahuddin Mahrus Lirboyo. Kiai Nawawi menganggap bahwa Kang Said mirip dengan Gus Dur, bahkan dalam bidang ke-nyelenehan-nya.  “Nyelenehnya pun juga sama,” ungkap Kiai Nawawi, seperti dikutip NU Online. “Terus berjuang di NU tidak ada ruginya. Teruslah berjuang memimpin, Allah akan selalu meridloi,” tegas Kiai Nawawi kepada orang yang diramalkan Gus Dur menjadi Ketua Umum PBNU di usia lebih dari 55 tahun itu. Menjaga NKRI dan mengawal perdamaian dunia Pada masa menjelang kemerdekaan, tepatnya pada tahun 1936, para ulama NU berkumpul di Banjarmasin untuk mencari format ideal negara Indonesia ketika sudah merdeka nantinya. Pertemuan ulama itu menghasilkan keputusan yang revolusioner: (1) negara Darus Salam (negeri damai), bukan Darul Islam (Negara Islam); (2) Indonesia sebagai Negara Bangsa, bukan Negara Islam. Inilah yang kemudian menginspirasi Pancasila dan UUD 1945 yang dibahas dalam Sidang Konstituante – beberapa tahun kemudian. Jadi, jauh sebelum perdebatan sengit di PPKI atau BPUPKI tentang dasar negara dan hal lain sebagainya, ulama NU sudah terlabih dulu memikirkannya. Pemikiran, pandangan dan manhaj ulama pendahulu tentang relasi negara dan agama (ad-dien wa daulah) itu, terus dijaga dan dikembangkan oleh NU dibawah kepemimpinan Kang Said. Dalam pidatonya ketika mendapat penganugerahan Tokoh Perubahan 2012 pada April 2013, Kiai Said menegaskan sikap NU yang tetap berkomitmen pada Pancasila dan UUD 1945. “Muktamar (ke-27 di Situbondo-pen) ini kan dilaksanakan di Pesantren Asembagus pimpinan Kiai As’ad Syamsul Arifin. Jadi, pesantren memang luar biasa pengaruhnya bagi bangsa ini. Meski saya waktu itu belum menjadi pengurus PBNU,” kata Kiai Said, mengomentari Munas Alim Ulama NU 1983 dan Muktamar NU di Situbondo 1984 yang menurutnya paling fenomenal dan berdampak dalam pandangan kebangsaan. Sampai kini, peran serta NU dalam hal kebangsaan begitu kentara kontribusinya, baik di level anak ranting sampai pengurus besar, di tengah berbagai rongrongan ideologi yang ingin menggerogoti Pancasila sebagai dasar negara. Hal ini tercermin dalam berbagai kegiatan dan program NU yang selalu mengarusutamakan persatuan dan kesatuan bangsa. Dalam konteks ini, Kiai Said sangat berpengaruh karena kebijakan PBNU selalu diikuti kepengurusan dibawahnya – termasuk organisasi sayapnya. Salah satu peran yang cukup solutif, misalnya, ketika beliau menaklukkan Ahmad Mushadeq – orang yang mengaku sebagai Nabi di Jakarta dan menimbulkan kegaduhan nasional – lewat perdebatan panjang tentang hakikat kenabian (2007). “Alhamdulillah, doa saya diterima untuk bertemu ulama, tempat saya bermudzakarah (diskusi). Sekarang saya sadar kalau langkah saya selama ini salah,” aku Mushadeq. Disisi lain, Kang Said juga mengakui kehebatan Mushadeq. “Dia memang hebat. Paham dengan asbabun nuzul Al-Qur’an dan asbabul wurud Hadits. Hanya sedikit saja yang kurang pas, dia mengaku Nabi, itu saja,” jelas Kiai Said seperti yang terekam dalam Antologi NU: Sejarah, Istilah, Amaliah dan Uswah (Khalista & LTN NU Jatim, Cet II 2014). Kiai yang mendapat gelar Profesor bidang Ilmu Tasawuf dari UIN Sunan Ampel Surabaya ini bersama pengurus NU juga membuka dialog melalui forum-forum Internasional, khususnya yang terkait isu-isu terorisme, konflik bersenjata dan rehabilitasi citra Islam di Barat yang buruk pasca serangan gedung WTC pada 11 September 2001. Ia juga kerapkali membuat acara dengan mengundang ulama-ulama dunia untuk bersama-sama membahas problematika Islam kontemporer dan masalah keumatan. Pada Jumat, 7 Maret 2014, Duta Besar Amerika untuk Indonesia Robert O. Blake berkunjung ke kantor PBNU. Ia menginginkan NU terlibat dalam penyelesaian konflik di beberapa negara. “Kami berharap NU bisa membantu penyelesaian konflik di negara-negara dunia, khususnya di Syria dan Mesir. NU Kami nilai memiliki pengalaman membantu penyelesaian konflik, baik dalam maupun luar negeri,” kata Robert, seperti dilansir NU Online. “Sejak saya bertugas di Mesir dan India, saya sudah mendengar bagaimana peran NU untuk ikut menciptakan perdamaian dunia,” imbuhnya. Raja Yordania Abdullah bin Al-Husain (Abdullah II) juga berkunjung ke PBNU. Ia ditemui Kiai Said, meminta dukungan NU dalam upaya penyelesaian konflik di Suriah. “Di Timur Tengah, tidak ada organisasi masyarakat yang bisa menjadi penengah, seperti di Indonesia. Jika ada konflik, bedil yang bicara,” ungkap Kiai Said. Selain itu, menguapnya kasus SARA di Indonesia belakangan juga kembali marak muncul ke permukaan. “Munculnya kerusuhan bernuansa agama memang sangat sering kita temukan. Hal ini menunjukkan bahwa bangsa Indonesia harus terus belajar pentingnya toleransi dan kesadaran pluralitas. Sikap toleransi tersebut dibuktikan oleh Kaisar Ethiopia, Najashi (Negus) ketika para sahabat ditindas oleh orang-orang Quraisy di Mekkah dan memutuskan untuk hijrah ke Ethiopia demi meminta suaka politik kepadanya. Kaisar Negus yang dikenal sebagai penguasa beragama Nasrani itu berhasil melindungi para sahabat Nabi Muhammad SAW dari ancaman pembunuhan kafir Quraisy,” tulis Kiai Said dalam Dialog Tasawuf Kiai Said: Akidah, Tasawuf dan Relasi Antarumat Beragama (Khalista, LTN PBNU & SAS Foundation, Cet II, 2014). Menghadapi potensi konflik horisontal itu, NU juga tetap mempertahankan gagasan Darus Salam, bukan Darul Islam, yang terinspirasi dari teladan Nabi Muhammad dalam Piagam Madinah. Dalam naskah tersebut, nabi membuat kesepakatan perdamaian, bahwa muslim pendatang (Muhajirin) dan muslim pribumi (Anshar) dan Yahudi kota Yastrib (Madinah) sesungguhnya memiliki misi yang sama, sesungguhnya satu umat. Yang menarik, menurut Kiai Said, Piagam Madinah – dokumen sepanjang 2,5 halaman itu – tidak  menyebutkan kata Islam. Kalimat penutup Piagam Madinah juga menyebutkan: tidak ada permusuhan kecuali terhadap yang dzalim dan melanggar hukum. “Ini berarti, Nabi Muhammad tidak memproklamirkan berdirinya negara Islam dan Arab, akan tetapi Negara Madinah,” terang Kiai Said. Selain itu, menurutnya, faktor politis juga kerapkali mempengaruhi, bukan akidah atau keyakinan. “Seperti di masa Perang Salib, faktor politis dan ekonomis lebih banyak menyelimuti renggangnya keharmonisan kedua umat bersaudara tersebut di Indonesia. Dengan demikian, kekeruhan hubungan Islam-Kristen tidak jarang dilatarbelakangi nuansa politis yang sama sekali tidak ada kaitannya dengan agama itu sendiri,” ungkapnya, dalam buku Tasawuf Sebagai Kritik Sosial: Mengedepankan Islam sebagai Inspirasi bukan Aspirasi. *** Ditengah agenda Ketua Umum PBNU yang sedemikian padat, Kiai Said dewasa ini diterpa berbagai fitnah, hujatan dan bahkan makian dari urusan yang remeh-temeh sampai yang menyangkut urusan negara. Ia dituduh agen Syiah, Liberal, antek Yahudi, pro Kristen, dan fitnah-fitnah lain oleh orang yang sempit dalam melihat agama dan konsep kemanusiaan dan kebangsaan.  Meski demikian, ia toh manusia biasa – yang tak luput dari salah, dosa dan kekurangan – bukan seorang Nabi. Artinya, kritik dalam sikap memang wajar dialamatkan, tetapi tidak dengan hujatan, fitnah, dan berita palsu, melainkan dengan kata yang santun. Terkait hal ini, dalam suatu kesempatan ia memberi tanggapan kepada para haters-nya. Bukannya marah, Kiai Said justru menganggap para pembenci dan pemfitnah itu yang kasihan. Dan sebagai orang yang tahu seluk beluk dunia tasawuf, tentu dia sudah memaafkan, jauh sebelum mereka meminta maaf atas segenap kesalahan. Wallahu a’lam. Ahmad Naufa Khoirul Faizun, Kader Muda NU dan Kontributor NU 


Hudabrah Cakebasen


Sumber: https://www.nu.or.id/post/read/74726/mengenal-lebih-dekat-kh-said-aqil-siroj?fbclid=IwAR14NUrbWE1ShmRy9yzV15dzXxUPhK5Lfoo13fx_kacHRoahVoYdtra-w6E

Selasa, 01 Juni 2021

REMIDI BAHASA JAWA

 Gawekna resep mendoan sing nylekamin kanthi runtut tur sing uenak temenan kawitane arep nggerus bumbu apa baen sing kudu dicawisna, terus Kepri carane mendhem glepungane saperlu arep kanggo nyuguh para tamu aja ngisin ngisini yachh 


lhowh yachh

Minggu, 13 Desember 2020

Ka Mabigus MA Ma'arif NU Sains Al Qur'an Sumbang Lantik 40 Penegak Bantara Minggu, 13 Desember 2020 14:59 WIB Mabigus MA Ma'arif NU Sains Al Qur'an Sumbang Lantik 40 Penegak Bantara Suara Purwokerto - Ketua Majelis Pembimbing Gugus Depan 02.07.3601 - 02.07.3602 Ambalan Ki Ageng Tambakbayan dan Nyi Dyah Sawitri pangkalan Madrasah Aliyah Ma'arif NU Sains Al-Qur'an dan Santri Pondok Pesantren Sains Al-Qur'an "Nusantara" Sumbang melantik 40 Pramuka Penegak menjadi penegak Bantara Minggu dini hari 13 Desember 2020 di halaman Madrasahnya. Sebelum dilakukan pelantikan para Pramuka ini mengikuti perkemahan mulai Jumat (11/12/2020) hingga Minggu (13/12/2020). Pada kegiatan tersebut tetap memperhatikan protokol kesehatan, ditandai dengan tetap jagak jarak, mencuci tangan sebelum dan setelah mengikuti kegiatan, serta tetap mengenakan masker. Kamabigus MA Ma'arif NU Sains Al-Qur'an Amin Khairudin, M.Pd.I bertindak sebagai pembina upacara. Prosesi pelantikan pramuka penegak bantara berlangsung khidmat dan tertib yang dimulai dari pembacaan laporan ketua panitia, prosesi adat, pembacaan surat keputusan pelantikan, tanya jawab kepada calon penegak bantara kemudian Ka Mabigus memandu pengucapan Tri Satya. Mabigus memberikan apresiasi sebesar-besarnya kepada Dewan Ambalan dan pembina yang selalu menunjukkan keaktifannya dalam berorganisasi dengan baik dan terarah yang ditandai kegiatan pelantikan yang sempat tertunda karena Covid-19. “Saya sangat bangga dengan kalian generasi muda calon pemimpin bangsa, yang berproses melalui Pramuka untuk menyiapkan generasi sehat, cerdas, dan berkarakter dalam adaptasi kebiasaan baru”, katanya. Salah satu pembina Syamsul Huda Chumaidy mengatakan  perkemahan merupakan salah satu kegiatan wajib yang harus diikuti oleh para calon penegak bantara, sebelumnya mereka telah menyelesaikan berbagai tugas yang termuat dalam syarat-syarat kecakapan umum (SKU) penegak bantara, yang terdiri dari 5 unsur pengembangan yaitu spritual, emosional, sosial, intelektual dan fisik. "Melalui perkemahan 5 unsur tersebut akan diuji. Karena perkemahan dijadikan sebagai acara pengakraban diri antar anggota pramuka, sebagai sarana untuk meningkatkan rasa kerja sama, menjalin kekompakan juga menggugah semangat patriotisme dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa," katanya Kegiatan yang dilaksanakan pada perkemahan antara lain kewirausahaan, training motivations, renungan malam, senam, dan longmarch. "Kami mengucapkan terima kasih kepada Kak Yusuf Supriyadi, SH Pelatih Kwarcab Banyumas yang juga pelatih Pusdiklatnas yang sempat memberikan materi training motivations," katanya Setelah mereka mengucapkan janji sebanyak 25 Penegak Putri dan 15 Penegak Putra berhak menggunakan atribut balok Bantara. Karena untuk menjadi Bantara harus melalui uji kecakapan, biasanya seorang Pramuka Penegak Bantara akan lebih percaya diri baik dilingkungan sekolah pondok pesantren maupun lingkungan masyarakat. Najwa Alina Khaerun Baja mengaku terharu atas apa yang telah diraih. "Alhamdulillah baru kali ini sekolah dan pesantren melaksanakan pelantikan Pramuka hingga Bantara," katanya Fahrul Latif Budianto, Pradana Ambalan Ki Ageng Tambakbayan merasa puas karena sudah bisa mengantarkan teman temannya meraih Pramuka Bantara meski ada ujian SKU yang dilakukan dengan cara daring. "Alhamdulillah, luar biasa, kegiatan yang sempat tertunda karena situasi dan kondisi yang belum memungkinkan akhirnya pelantikan pramuka penegak bantara dapat dilakukan meski di tengah pandemi," katanya .




Selasa, 08 Desember 2020

TEKS VIJILI


 TEKS RENUNGAN MALAM DALAM KEGIATAN PRAMUKA

hudabrah Cakebasen Renungan  

dalam kegiatan Pramuka.


biasanya digunakan dalam acara perkemahan, persami atau pelantikan. Salah satu tradisi persami/pelantikan dalam kegiatan pramuka adalah renungan malam. Berikut salah teks Renungan Malam yang bisa digunakan dalam kegiatan Pramuka.


Berikut  Teks Renungan Malam  dalam kegiatan Pramuka di Gudep 02.07.3601-02.07.3602 Ambalan Ki Ageng Tambakbayan dan Nyi  Dyah Sawitri pangkalan MADRASAH ALIYAH MA'ARIF NU SAINS AL QUR'AN dan PONDOK PESANTREN SAINS AL QUR'AN "NUSANTARA" Kec Sumbang  Banyumas

Adik – adik……..
Dalam nuansa keheningan malam.Diantara lirihnya hembusan sang bayu dan kemilau cahaya bintang…. Adalah jiwa­jiwa kita.Yang kembali meniti detak waktu, yang telah terlampaui….Sejenak menjernihkan hati, dalam kepasrahan pada yang Maha Kuasa…..
Adik – adik…….. pada malam ini di tengah kesendirian kakak ingin mengajak adik – adik berpikir jernih, sambil merenung kembali perjalanan kehidupan ini, sejak adik – adik dapat membedakan antara yang benar dan yang salah hingga saat ini, renungkan perjalanan kehidupan yang telah adik – adik lalui, kakak yakin adik – adik akan menemui jalan yang terbaik untuk mengenal dirisendiri dan menjadi Pramuka sejati.

Adik – adik …….. di tengah malam yang gelap gulita ini hanya bertemankan lilin yang menerangi, cobalah adik adik merenung kembali perjalanan hidup ini darisejak adik – adik lahir hingga saat ini, apa saja yang telah adik adik perbuat untuk membalas jasa dan pengorbanan kedua orang tua kita, yang telah bersusah payah membesarkan kita? Membanting tulang dengan tidak peduli siang atau malam, hujan dan panas, walau harus pakaian basah kering di badan, terkadang harus mencucurkan air mata menahan kepedihan menghadapi penderitaan hidup ini, meskipun harus tertawa ditengah kesedihan saat kita berada ditengah mereka, padahal mereka sakit tapi tak pernah di hiraukan kesakitannya, asalkan mereka dapat membesarkan dan membuat anak – anaknya bahagia, walupun harus jiwa yang menjadi taruhannya, pernahkan adik – adik rasakan dan terfikirkan hal ini ?... cobalah renungkan …! dan cobalah bayangkan...! Saat adik­adik mempersiapkan untuk kegiatan Persami ini, tentunya tidak lepas dari orang tua kalian.Adik – adik bisa berkumpul disini karena restu dari orang tua.Apapun kalian masih tergantung pada orang tua.Mereka di rumah memendam rasa rindu kepada kalian. Tapi, apa kalian rindu dengan mereka ? Di setiap waktu mereka selalu berdoa agar kalian diberikan keselamatan.Apa itu juga kalian lakukan? Apa kalian mendoakan mereka? Kita sebagai seorang anak, wajib untuk menghormati kedua orang tua kita.Terutama pada ibu kita. Ingat dik ! Surga itu ada di bawah telapak kaki ibu..

Ibu adalah sosok wanita yang sangat tegar dan penuh pengorbanan.Di saat kita masih di dalam kandungan seorang ibu, kita sudah diberi kasih sayang yang begitu besar olehnya.Selama 9 bulan seorang ibu mengandung anaknya tanpa ada rasa pamrih.Dan dengan perjuangan seorang ibu, kita dapat terlahir di dunia ini dengan taruhan hidup atau mati.Setelah kita di lahirkan dan setelah itu ibu juga yang merawat dan membesarkannya dengan ikhlas.Disaat kita menangis di tengah malam ibu bangun dan menimang kita dengan penuh kasih sayang. Disaat kita berlatih berjalan, namun kita terjatuh dan menangis..Apa yang dilakukan ibu? Ia mengendong dan menenangkan kita. Apakah kalian teringat saat kalian diajak oleh ibu kalian pergi ke suatu tempat, dan kalian menginginkan sesuatu.Kalian tak pernah perdulikan seberapa uang ibu kalian. Dan ibu pun, tak akan mengeluh, dan tak akan menceritakannya kepada kalian bahwa uangnya terbatas. Dia tetap membelikan kalian, sesuai yang kalian minta.Disaat kalian melakukan kesalahan, dan membuat ibu marah kepada kalian.Itu bukan tanda ibu tak sayang, melainkan ibu sangat sayang kepada kalian.Ibu ingin yang terbaik untuk kalian.Ibu ingin kalian tak berada di jalan yang salah.Masihkah kalian ingat itu semua?Sudahkah kalian berterima kasih kepada Ibu kalian? Sudahkah kalian mohon ampun kepada ibu kalian?Sungguh... banyak sekali pengorbanan seorang ibu kepada anaknya.Tetapi mengapa seorang anak yang sudah tumbuh besar dan dewasa tidak mau berbakti kepada ibunya? Apakah mereka merasa dirinya itu tidak lagi membutuhkan seorang ibu yang telah membesarkannya dari kecil ? Kasih sayang dan pengorbanan seorang ibu tak akan pernah tergantikan oleh apa dan akan ada untuk anaknya selamanya meskipun anaknya tak berbakti kepadanya. Sungguh sangat besar pengorbanan seorang ibu kepada anaknya maka dari itu kita jangan sampai melukai hati seorang ibu yang telah banyak berkorban untuk kita. Kakak berharap, setelah nanti kalian sampai dirumah minta maaf, berterima kasih dan peluk ibu kalian. Selain sosok ibu yang berarti dalam hidup kita adalah Guru.Perjuangan seorang guru tidak dapat dinilai dengan apapun. Guru merupakan seseorang yang sangat berjasa dalam menuntut ilmu. Gurulah yang membimbing, mengajar hingga kita bisa membaca dan menulis.Senyum indah selalu menghiasi wajahnya.Dia mengisi dengan kesabarannya. Hilang dahagaku yang haus akan ilmu. Jika disaat dia mengajar di depan kelas, namun muridmuridnya tak memperhatikannya, tapi dia tetap sabar. Meskipun ia mengerutkan wajahnya, itu pun tetap dirangkai dengan senyumnya. Tahukah kalian, betapa susahnya, betapa beratnya, dan begitu besarnya perjuangan seorang guru? Jangan pernah kalian coba untuk sakiti hati seorang guru, apalagi membuat ia kecewa dan marah pada kalian!!! Dia yang mengajari banyak hal tentang ilmu pengetahuan maupun ilmu pekerti.Memberi semangat pada kita itulah dia. Dia sangat berjasa dan sangat berpengaruh pada hidup kita. Tanpa guru dunia ini akan hampa. Ada sebuah cerita tentang seorang guru.Jadi, pada tempo hari… jadi sendu terasa. Mereka mendengar kabar bahwa sang guru dirawat di rumah sakit. Setelah mendengar kabar itu, mereka pun terdiam seribu bahasa.Mereka merenungkan sesuatu hal. Yang mereka pikirkan, apa ini ada hubungannya yang telah mereka perbuat tanpa sengaja pada tempo hari ?Hanya karena canda yang tak tepat, membuatnya marah pada mereka.Saat dia memberikan tugas, namun mereka menolaknya. Hal ini membuatnya marah, namun itu semua hanya ia pendam. Sehingga membuatnya masuk ke rumah sakit.Apakah kalian pernah terpikirkan oleh ini?Apakah kalian pernah memperdulikan perasaan guru kalian?Perasaan seorang guru itu begitu peka.Jadi jangan pernah sakiti guru kalian sampai kapanpun. Patuhilah apa yang ia perintahkan !!! Guru bekerja dengan penuh ketulusan jiwa dan memberinya dengan penuh kasih sayang..

Adik – adik, kakak menyadari dan yakin sekali tidak ada didalam dunia ini yang bernama insan luput dari kekhilafan dan kesalahan, karena pada dasarnya kita adalah hamba Allah yang lemah penuh dengan kekurangan, tidak ada apa yang bisa kita banggakan di mata Allah, untuk itu kakak mengharap bangkitlah dari lamunan panjangmu yang penuh dengan hayalan, hidup ini pada hakekatnya adalah kenyataan hadapi ia dengan kebesaran jiwa, dan sadarlah akan kelemahan dirisendiri akui jika itu salah, sambil memeperbaikinya untuk kemajuan masa depan mu, jalanilah dengan niat yang tulus serta ikhlas dari lubuk hati yang mendalam dengan hanya mengharapkan ridho dari Allah SWT semata – mata bukan karena siapa – siapa, bukankah adik – adik tahu bahwa disamping kanan dan kiri adik – adik ada pengawas dari Allah yang tak pernah tidur yang selalu mengawasi gerak gerik adik – adik, berangkat dari sinilah kakak serahkan semuanya kepada adik – adik untuk tetap percaya diri dengan mengamalkan kode etik Gerakan Pramuka yang tertuang dalam Dasa Darma item kesepuluh yakni “ Suci dalam pikiran perkataan dan perbuatan” memang pahit serta berat tantangannya, karna yang ditantang adalah diri kita sendiri, yaitu hawa nafsu yang jahat lagi keji, tetapi dibalik itu semua ada hikmah yang terkandung didalamnya jika adik – adik cermati dengan baik dan bijaksana, yakni untuk membentuk watak dan kepribadian yang tangguh, siap berhadapan dengan kenyataan hidup yang penuh lika ­ liku dan tantangan ini. Untuk itu bersabarlah dan hadapi dengan kebesaran jiwa serta bertawakallah kepada Allah kakak yakin adik – adik bisa menjalaninya.

Dengan penuh kesadaran selaku hamba yang lemah, hamba Mu ini mohon perlindungan kepada Mu ya Allah serta ampunilah kesalahan yang telah saya perbuat selama ini, saya berjanji pada diri saya sendiri dengan tulus dan ikhlas untuk tidak mengulangi perbuatan yang telah saya perbuat selama ini

Demikian Teks Renungan Malam  dalam kegiatan Pramukaby masqumambang@gmail.com, dan hudabrahchumaedy@gmail.com

Sabtu, 05 Desember 2020

VIJILI


 Pramuka Penegak merupakan kader Pramuka yang disiapkan untuk memimpin bangsa di masa depan, dan diikutsertakan dalam pembangunan masyarakat. Dalam tri satya anggota pramuka yang membedakan antara Penegak dan Penggalang adalah kalimat "mempersiapkan diri" untuk Pramuka Penggalang dan kalimat "ikut serta" untuk Pramuka Penegak dan kalimat selanjutnya adalah sama yaitu "membangun masyarakat"


Secara tekhnis jiwa seorang Penegak sudah mulai berpikir dan bertindak sesuai dengan proses pendewasaannya. Oleh karenanya, dalam Gerakan Pramuka memberikan ruang bagi Pramuka Penegak untuk melatih kepemimpinan. Maka, dimulailah dengan satuan gugus depan. Sebagaimana dalam pola mekanisme pembinaan pramuka penegak dan pandega. Gugus Depan diwajibkan membentuk satuan penegak yang di sebut Ambalan sebagai wahana para Pramuka Penegak melatih jiwa kepemimpinan. 

Ambalan merupakan wadah bagi Pramuka Penegak untuk mengekspresikan diri, bersatu dengan Pramuka meningkatkan keterampilan yang dimiliki kemudian di kembangkan secara teratur dan terarah. Maka, untuk mengelola Ambalan perlulah di bentuk Dewan Kerja Ambalan atau disebut juga Dewan Ambalan kemudian di singkat menjadi DA. 


Pemilihan Dewan Ambalan
Untuk menentukan siapa saja yang akan menjadi pengurus Dewan Ambalan dilakukan dengan cara di pilih oleh seluruh anggota Ambalan tersebut. Pemilihan Dewan Ambalan ini dilakukan secara berkala agar terciptanya organisasi yang berkesinambungan dan berkelanjutan. Pemilihan Dewan Ambalan dilakukan melalui proses demokrasi yaitu Musyawarah Anggota Ambalan atau Musyawarah Ambalan yang kemudian di akronimkan menjadi MUBAL.
Struktural Dewan Ambalan
Setelah melalui proses pemilihan ketua Dewan Ambalan yang kemudian disebut Pradana maka, seorang Pradana memiliki tugas untuk membentuk Dewan Ambalan. Adapun struktural yang dibutuhkan dalam Dewan Ambalan diantaranya.
1. Satu orang Pradana (Ketua Dewan Ambalan) merangkap anggota
2. Satu orang Pemangku Adat (Juru Adat/Judat) merangkap anggota
3. Satu orang Krani (Sekretaris Dewan Ambalan) merangkap anggota
4. Satu orang Hartaka (Bendahara/Juru Keuangan) merangkap anggota

Jika dibutuhkan maka, Dewan Ambalan dapat membentuk bidang-bidang sesuai kebutuhan Ambalan itu sendiri. Adapun bidang-bidang yang di rekomendasikan diantaranya,
1. Bidang Kajian dan Latihan 
2. Bidang Kegiatan Kepramukaan
3. Bidang Pembinaan dan Pengembangan
4. Bidang Pengabdian Masyarakat
5. Bidang Penelitian dan Evaluasi

Peran dan Fungsi Dewan Ambalan
Dewan Ambalan memiliki peranan penting dalam pengelolaan Pramuka Penegak di Gugus Depan. Oleh karenanya, Dewan Ambalan berperan sebagai pengelola kegiatan Pramuka Penegak di tingkat Gugus Depan. Sementara fungsi dari Dewan Ambalan adalah sebagai wahana mengemukakan pendapat dan memberikan gagasan dalam pembangunan Gerakan Pramuka di tingkat Gugus Depan.

Jumat, 04 Desember 2020

DEWAN AMBALAN SEBAGAI MEDIA PENDIDIKAN


Oleh Kak SYAMSUL HUDA CHUMAEDY, M.Pd Ka Gudep 02.07.3601 di Madrasah Aliyah Ma'arif NU Sains Al-Qur'an Sumbang Banyumas Pramuka Penegak merupakan kader Pramuka yang disiapkan untuk memimpin bangsa di masa depan, dan diikutsertakan dalam pembangunan masyarakat. Dalam tri satya anggota pramuka yang membedakan antara Penegak dan Penggalang adalah kalimat  sama yaitu "membangun masyarakat Secara teknis jiwa seorang Penegak sudah mulai berpikir dan bertindak sesuai dengan proses pendewasaannya. Oleh karenanya, dalam Gerakan Pramuka memberikan ruang bagi Pramuka Penegak untuk melatih kepemimpinan. Maka, dimulailah dengan satuan gugus depan. Sebagaimana dalam pola mekanisme pembinaan pramuka penegak dan pandega. Gugus Depan diwajibkan membentuk satuan penegak yang di sebut Ambalan sebagai wahana para Pramuka Penegak melatih jiwa kepemimpinan. Ambalan merupakan wadah bagi Pramuka Penegak untuk mengekspresikan diri, bersatu dengan Pramuka meningkatkan keterampilan yang dimiliki kemudian di kembangkan secara teratur dan terarah. Maka, untuk mengelola Ambalan perlulah di bentuk Dewan Kerja Ambalan atau disebut juga Dewan Ambalan kemudian di singkat menjadi DA. Pemilihan Dewan Ambalan Untuk menentukan siapa saja yang akan menjadi pengurus Dewan Ambalan dilakukan dengan cara di pilih oleh seluruh anggota Ambalan tersebut. Pemilihan Dewan Ambalan ini dilakukan secara berkala agar terciptanya organisasi yang berkesinambungan dan berkelanjutan. Pemilihan Dewan Ambalan dilakukan melalui proses demokrasi yaitu Musyawarah Anggota Ambalan atau Musyawarah Ambalan yang kemudian di akronimkan menjadi MUBAL. Struktural Dewan Ambalan Setelah melalui proses pemilihan ketua Dewan Ambalan yang kemudian disebut Pradana maka, seorang Pradana memiliki tugas untuk membentuk Dewan Ambalan. Adapun struktural yang dibutuhkan dalam Dewan Ambalan diantaranya. 1. Satu orang Pradana (Ketua Dewan Ambalan) merangkap anggota 2. Satu orang Pemangku Adat (Juru Adat/Judat) merangkap anggota 3. Satu orang Krani (Sekretaris Dewan Ambalan) merangkap anggota 4. Satu orang Hartaka (Bendahara/Juru Keuangan) merangkap anggota Jika dibutuhkan maka, Dewan Ambalan dapat membentuk bidang-bidang sesuai kebutuhan Ambalan itu sendiri. Adapun bidang-bidang yang di rekomendasikan diantaranya, 1. Bidang Kajian dan Latihan 2. Bidang Kegiatan Kepramukaan 3. Bidang Pembinaan dan Pengembangan 4. Bidang Pengabdian Masyarakat 5. Bidang Penelitian dan Evaluasi Peran dan Fungsi Dewan Ambalan Dewan Ambalan memiliki peranan penting dalam pengelolaan Pramuka Penegak di Gugus Depan. Oleh karenanya, Dewan Ambalan berperan sebagai pengelola kegiatan Pramuka Penegak di tingkat Gugus Depan. Sementara fungsi dari Dewan Ambalan adalah sebagai wahana mengemukakan pendapat dan memberikan gagasan dalam pembangunan Gerakan Pramuka di tingkat Gugus Depan.