Senin, 21 April 2014

FADILAH SURAT YASIN AYAT 9

Pada kesempatan kali ini,saya SYAMSUL HUDAi,ingin berbagi sedikit pengetahuan kepada teman - teman,tentang sebuah amalan yang bersumber dari Al Quran.

Amalan ini, saya dapatkan dari cerita - cerita orang tua,pengalaman orang lain yang telah menggunakan nya,dan juga dari berbagai buku catatan tentang amalan - amalan yang bersumber dari Al Quran.




Amalan yang saya maksud itu ialah Surah Yasin ayat 9, yang berfungsi sebagai amalan untuk 'mengaburkan pandangan' musuh terhadap kita,sehingga kita terbebas dari mara bahaya yang mungkin di timbulkan oleh musuh tersebut.
Kalau istilah masyarakat Aceh pada umumnya,amalan ini sering di katakan sebagai Ilmu Perabun.

Adapun Surah Yasin yang dimaksud itu :

(وَجَعَلْنَا مِنْ بَيْنِ أَيْدِيهِمْ سَدًّا وَمِنْ خَلْفِهِمْ سَدًّا فَأَغْشَيْنَاهُمْ فَهُمْ لَا يُبْصِرُون)

''Dan kami adakan di hadapan mereka dinding dan di belakang mereka dinding (pula), dan kami tutup (mata) mereka sehingga mereka tidak dapat Melihat.''
QS. Yasin (36) : 9

Mari kita perhatikan sejenak arti dari terjemahan nya,''di hadapan mereka dinding, dan di belakang dinding (pula)''.
Teman - teman,bagaimana pendapat anda ?
Jika sudah ada dinding di depan dan di belakang mereka,jadi bagaimana mereka akan bisa melihat kita ?
Perumpamaan nya seperti itu,jadi jika kita membaca ayat tersebut,maka mereka akan seperti tidak melihat kita,di karenakan adanya 'dinding - dinding' tersebut.

Adapun amalan di atas,di baca sebanyak 9x ketika kita sedang terdesak dalam suatu keadaan yang kita sendiri tidak menghendaki nya. Misalkan,kita ingin ke suatu tempat,namun ternyata tempat yang hendak kita tuju terhalang oleh razia/sweeping. Maka,apabila kita ingin melewati razia/sweeping tersebut,maka cukup baca saja ayat tersebut diatas sebanyak 9x,lalu tiupkan ke arah mereka. Niscaya mereka yang dituju,tidak akan bisa melihatmu.
Tapi dengan catatan,ketika melewati target,hendaklah jangan melihat mereka,dan jangan bersuara sedikitpun. Anggap saja seolah - olah mereka tak ada,dan anggap saja tak akan terjadi apa - apa.

Amalan tersebut bisa di gunakan untuk tujuan selain itu,namun selama hakikatnya sama yaitu 'mengaburkan' pandangan seseorang terhadap kita,sehingga kita bisa bebas melewatinya.

Ya,tentu saja,kunci dari semua amalan atau apapun yang kita panjatkan kepada Allah harus di sertai dengan keyakinan kepada Nya. Sebab,apabila kita tidak yakin,maka sia - sialah semua nya.
Jadi,intinya adalah keyakinan,yakin bahwa Allah bersamamu dan mendengar apapun pintamu,maka insya Allah akan berhasil.

Sejujurnya,saya belum pernah mengamalkan ayat tersebut. Karena,saya beranggapan belum/tidak perlu melakukan nya. Dari cerita beberapa orang yang telah pernah mem-praktek-kan nya,umum nya semua berhasil. Jadi,tidak ada keraguan terhadap hal - hal seperti itu.

Namun,ada satu hal yang ingin saya sampaikan. Menurut 'senior - senior' saya dalam hal tersebut,ada sedikit efek negatif dari amalan tersebut. Yakni,selama atau setelah mengamalkan amalan tersebut,maka rezeki si pengamal bakal jadi sulit di dapatkan,agak seret,dan tidak selancar sebelum pengamalan amalan tersebut.
Mengapa demikian ? Menurut penuturan mereka,amalan tersebut berfungsi ganda,yaitu turut 'mengaburkan' pandangan orang lain teradap anda,sehingga seolah - olah anda 'seperti tidak ada' bagi mereka,atau dengan kata lain,mereka akan seperti 'lupa' terhadap kehadiran anda di tengah - tengah mereka.

Contoh sederhana. Misalkan anda seorang pedagang,lalu mengamalkan ayat tersebut untuk mengaburkan pandangan orang - orang yang anda tidak ingin mereka menemui anda untuk suatu urusan. Katakan lah mereka yang ingin menemui anda, adalah para rentenir yang dulu meminjamkan uang kepada anda,namun ketika telah jatuh tempo,mereka mencari anda di saat uang anda belum mencukupi,maka anda memakai amalan tersebut untuk mengaburkan pandangan mereka terhadap anda, atau membuat mereka 'lupa' terhadap anda untuk sementara.

Tentu saja efek negatif nya,toko tempat anda berdagang akan sepi. Kenapa demikian ? Karena,secara tidak langsung anda juga telah ikut 'mengaburkan' pandangan orang lain terhadap keberadaan toko anda,sehingga membuat mereka seperti 'tidak melihat' toko anda,lalu,mereka jadi jarang belanja di toko milik anda,yang pada akhirnya membuat usaha anda terancam sepi,bangkrut,lalu tutup.

Jadi,pikirkan secara matang dampak yang akan di timbulkan, sebelum anda menggunakan amalan tersebut .
Demikian lah,sedikit pencerahan dari saya. Sebagai manusia,tentu saja saya tidak luput dari kesalahan kesalahan. Dan juga,saya masih pemula dalam hal hal tersebut,jadi kalau ada di antara pembaca ada yang lebih paham daripada saya,saya mohon koreksi nya agar jadi perbaikan kita semua untuk ke depan

Senin, 14 April 2014

Sepi ing pamrih


SEPI ING PAMRIH

ada dua bahaya yang mengancam cara hidup manusia,  yaitu nafsu (hawa nafsu) dan egoisme (pamrih). Oleh karena itu  manusia harus mengontrol  nafsunya  dan melepaskan  pamrihnya.  Nafsu adalah perasaan kasar sebab ia menggagalkan  kontrol diri manusia  dan membelenggunya secara buta  kepada dunia. nafsu memperlemah manusia  karena memboroskan  kekuatan  batin tanpa guna,  nafsu yang mulai dengan M (ma) Madat, Madon, Mangan, Minum, dan  Main.
Untuk mengontrol  nafsu adalah berguna untuk melakukan sekedar  laku tapa sedikit mengurangi makan dan tidur, menguasai diri dibidang  seksual, dan lain sebagainya. Tapa lahiriyah dapat  memperkuat  kehendak dalam usaha untuk mempertahankan  keseimbangan  batin dan agar berkelakuan  sesuai dengan tuntunan keselarasan sosial.
Bahaya kedua yang harus diperhatikan orang adalah  pamrih.  Bertindak  karena pamrih berarti hanya mengusahakan kepentingan diri  secara pribadi  dan tidak memperhatikan  orang lain (masyarakat).
Pamrih jelas memperlemah  manusia dari dalam, dan barang siapa yang mengejar pamrih-nya, ia memutlakkankekuatan sendiri, mengisolasikan dirinyasekaligus memotong  dari selembar kekuatan  batin.
Pamrih  terutama terlihat dalam tiga nafsu, yaitu senantiasa ingin menjadi  orang yang nomor satu (nafsu menange dewek), menganggapdiri sendiri selalu betul (nafsu benere dewek), dan hanya memperhatikan kepentingan  sendiri (nafus butuhe dewek). Sikaplain yang tercela adalah  kebiasaan untuk menarik keuntungan sendiri  dari setiapsituasi  tanpa memperharikan orang lain (Aji mumpung)  atau untuk mengira bahwa  karena jasa-jasa tertentu mengaku  mempenyuai lebih  banyak hak dari yang lainnya (dumeh).
Kebalikan dari sikap pamrih adalah sepi ing pamrih, Manusia itu dikatakan sepi ing pamrih jika ia makin tidak perlu lagi gelisah dan prihatin  terhadapdiri sendiri, semakin bebas  dari nafsu ingin memiliki serta hatinya mantap dan tenang dalam menghadapi cobaan hidup.
Orang hendaknya ingat (Eling)  akan Alloh SWT  dan selalu bersikap  mawas diri (Waspada), Orang hendaknya mempercayakan  pada bimbingan Illahiyah (Pracaya)  dan percaya kepada Nya (Mituhu) Siapa yang berlaku demikian, maka dengan sendirinya  akan menemuka sikap yang tepat dalam semua hal yang akan dialaminya.
Sikapkhas yang harus ditanamkan adalah sabar, Nrima, Ikhlas (rila) jujur (temen) dan sederhana (prasaja), sabar itu adalah tanda orang yang baik, Ia maju dengan hati-hati,  melngkah dengan mencoba,  seperti mowot yang belum diketahui kekuatan powotannya. Nrima berarti  mampu bereaksi secara rasional, ketika mengalami kesulitan  hidup ataupun kekecewaan, ora robah  dan menentang secara percuma,  Ikhlas berati bersedia melepaskan keakuan dan menyusun  diri dengan alam  semesta sebagaimana sudah ditentukan (ginaris). Jujur berarti dapat mengandalkan janji, siapa yang bersikap jujur  juga akan bersikap adil, dan hatinya akan berani dan tentram,  Sederhana  atau prasaja  berarti bersedia menganggap  diri sendiri lebih rendah (andhap asor)   dari orang lain.
siapa yang memiliki sikaptersebut atas tentunya akan berbudi luhur, Budi luhur adalah kebalikan dari semua sifat yang buruk dan dibenci , seperti kebiasaan mencampuri urusan orang lain (dakwen) budi yang rendah atau drengki  iri dan srei, suka akan main intrik (jail) dan kasar (menthakil) Budi luhur berarti mempunyai perasaan tepat bagaimana cara bersikap terhadaporang lain, apa yang bisadan apayang tidakbisa dilakukan dan dikatakan, siapa yang berbudi luhur akan bersikap baik tidak hanya terhadaporang baik melainkan juga terhadap orang buruk(Sapa Becik dhen Becikana, Sapaaladhen Beciki)

Rabu, 09 April 2014

 
PONDOK LELER PESANTREN PALING WINGIT DIBANYUMAS

 

Komplek Pondok Pesantren At Taujieh Al Islamy, Ahad (19/2) silam ibarat lautan manusia. Ribuan orang datang dari Kabupaten Banyumas, Purbalingga, Cilacap dan sekitarnya. Deretan pedagang kaki lima turut meramaikan suasana.
Hari itu adalah puncak perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW sekaligus Haul ke-18 almarhum KH Hisyam bin Zuhdi.
KH Zuhdi, ayahanda KH Hisyam, adalah pendiri Madrasah Tarbiyatun Nahwiyah (1914). Perlahan tapi pasti, madrasah yang beralamat di Grumbul Leler Desa Randegan Kecamatan Kebasen itu berkembang jadi Pesantren At Taujieh Al Islamy. Di tangan KH Hisyam, pesantren mengalami perkembangan yang signifikan.
Sebelum membina santri, KH Hisyam telah nyantri dan berguru pada KH Cholil bin Harun, KH Bisri Mustofa (Rembang), Syaikh Chozin (Bendo Pare), dan lain-lain.
“Ayah dulu ngaji kitab Bukhori pada Syaikh Hasyim Asy’ari (Tebuireng) dan Kitab Fathul Wahab ke KH Kholil Lasem,” tutur Gus Anam, salah satu putra KH Hisyam.
“Saya dulu mondok di Leler sekitar tahun 1959-1961. waktu itu santrinya sekitar 450-an orang,” kata H Muthohar, murid almarhum Mbah Hisyam, secara terpisah.
Menurutnya, pengajian sorogan dilakukan ba’da maghrib dan madrasah ba’da isya’. Pengajian yang diampu Mbah Hisyam waktu itu adalah Tafsir Jalalain (ba’da zhuhur), Ihya Ulumaddin (ba’da ashar, dan Kitab Majalis (ba’da dhuha).
Pada zamannya, KH Hisyam termasuk ulama yang jadi rujukan sekaligus panutan umat Islam Banyumas dan sekitarnya. Almarhum tidak berpolitik praktis. Tapi memilih suntuk mengurus umat dan para santri. “Tokoh politik justru sowan pada Mbah Hisyam,” kenang H Muthohar.
Di mata para santri, KH Hisyam adalah sosok alim dan kharismatik. Sifat penyayang, sabar, tekun serta ulet tampak dalam keseharian. Sifat penyayang, misalnya, tidak terbatas pada santri tapi juga pada hewan piaraan.
Di sela-sela kesibukan membina santri, Mbah Hisyam gemar memelihara perkutut. Selain itu, almarhum juga piawai membuat akik. Konon, batu akik buatannya laku hingga jutaan rupiah.
Sepeninggal KH Hisyam, Pondok Leler diasuh oleh anak-anak dan menantu almarhum. Trio bersaudara yang kini memegang kendali Pondok Leler adalah KH Atho’urrahman, KH Dzakiyul Fuad, dan KH Zuhrul Anam alias Gus Anam. Mereka bertiga dibantu KH Sya’bani Mukri (almarhum) dan KH Nashuha Kurdi. Dua nama terakhir adalah menantu KH Hisyam.
 (Akhmad Saefudin, warga Karangsalam Rt 1/5 Kecamatan Kedungbanteng, Peminat sejarah ulama Banyumas).

Kata Kunci artikel ini:

gus anam leler (20)ponpes leler (14)pondok leler (11)at taujieh al islamy (10)Pengajian Gus anam (5)kh hisyam zuhdi (3)pondok pesantren taujih al islami leler yutub (3)mbah hisyam leler (3)mbah hisyam leler banyumas (3)biografi kh zuhrul anam (3)
Tags: , , , , , , ,






PPSQ NUSANTRA SUMBANG


 

Sejarah Pondok Pesantren Sains Al-Qur'an Nusantara dan Madrasah Aliyah Ma'arif NU Sains Al-Qur'an Sumbang Banyumas

Assalamualaikum Wr.Wb.

Di sini saya akan memaparkan sedikit tentang sejarah berdirinya Pondok Pesantren Sains Al-Qur'an Nusantara dan Madrasah Aliyah Ma'arif NU Sains Al-Qur'an. Sumbang Kab Banyumas

Perkembangan pendidikan Islam di Indonesia antara lain ditandai oleh munculnya berbagai lembaga pendidikan secara bertahap, mulai dari yang amat sederhana, sampai dengan tahap-tahap yang sudah terhitung modern dan lengkap. Lembaga pendidikan Islam memainkan fungsi dan perannya sesuai dengan tuntutan zamannya.

Perkembangan pendidikan Islam ditandai dengan kemunculan pesantren dan madrasah sebagai lembaga pendidikan Islam. Kehadian pesantren tidak dapat dipisahkan dari tuntutan umat. Oleh karena itu, pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam selalu menjaga hubungan yang harmonis dengan masyarakat di sekitarnya sehingga keberadaannya di tengah-tengah masyarakat tidak menjadi terasing. Dalam waktu yang sama segala aktivitas yang dilakukan di pesantren mendapat dukungan dan apresiasi penuh dari masyarakat.

Sejarah Dan Perkembangan Pesantren Sains Al-Qur'an Sumbang

Berawal dari penyerahan tanah wakaf seluas 3330 Meter persegi dari Bapak Achmad Subagyo Busono kepada Pengurus MWC NU Kec Sumbang. Pada tanggal 18 Desember 2018 Kemudian digagas pendirian  melalui tahapan tahapan  pengadaan akses jalan, pembangunan aula, masjid, dan gedung MA Ma'arif NU Sains Al-Qur'an sekaligus Pondok Pesantren Sains Al-Qur'an  yang terletak di Koordinat 7'23'18.6" LS dan 109'15'58'9" BT Desa Tambaksogra RT 03 RW 05 Kec Sumbang Kab Banyumas.

Adapun keunggulan yang ditawarkan meliputi

1. Berbasis Pondok Pesantren

2. Program Tahfidzul Qur'an 

3. Arabic English Program

4. Dual learning syistem modern dan tradisional

Bekerjasama dengan Perguruan Tinggi ternama di Kab Banyumas

Kajian dan Program Pesantren Sains Al-Qur'an adalah

1. Hafalkan Al-Qur'an binnadhor

2. Hafalkan Al-Qur'an Bilghoib

3. Arabic and English Program regular, intensive

Madrasah Diniyah

Kelas Ibtida Awal, Ibtida Tsani, Ibtida Tsalis, dan Wustho


Asal-usul Pondok Pesantren dan Sejarah Perkembangannya

Sejarah pondok pesantren merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sejarah pertumbuhan masyarakat Indonesia. Hal itu dapat dibuktikan bahwa sejak kurun kerajaan Islam pertama di Aceh dalam abad-abad pertama Hijriyah, kemudian di kurun Wali Songo sampai permulaan abad 20 banyak para wali dan ulama yang menjadi cikal-bakal desa baru. Pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam yang unik di Indonesia. Lembaga pendidikan ini telah berkembang khususnya di Jawa selama berabad-abad. Maulana Malik Ibrahim (meninggal 1419 di Gresik Jawa Timur), spiritual father Walisongo, dalam masyarakat santri Jawa dipandang sebagai gurunya guru tradisi pesantren di tanah Jawa.

Pesantren di Indonesia memang tumbuh dan berkembang sangat pesat. Berdasarkan laporan pemerintah kolonial Belanda, pada abad ke-19 untuk di Jawa saja terdapat tidak kurang dari 1.853 buah, dengan jumlah santri tidak kurang 16.500 orang. Dari jumlah tersebut belum termasuk pesantren-pesantren yang berkembang di luar Jawa terutama Sumatra dan Kalimantan yang suasana keagamaannya terkenal sangat kuat.

Unsur-unsur Pesantren

Secara umum pesantren memiliki komponen-komponen kiai, santri, masjid, pondok dann kitab kuning. Berikut ini pengertian dan fungsi masing-masing komponen. Sekaligus menunjukkan serta membedakannya dengan lembaga pendidikan lainnya, yaitu :

Pondok